HOME........ PROFILE........CONTACT

search

Friday 5 October 2012

rantai makanan

Rantai Makanan atau hubungan makan dan di makan antar makhluk hidup. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai konsumen, dan produsen. Konsumen (dekomposer) yaitu makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Konsumen tergantung pada makhluk hidup lain. Contohnya manusia dan hewan. Produsen adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Contohnya tumbuhan hijau. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri. Sementara itu, hewan dan manusia membutuhkan makhluk hidup lain sebagai makanannya. Rantai makanan selalu diawali dengan tumbuhan. Tumbuhan dapat mengubah energi cahaya dari matahari dan menyimpannya menjadi cadangan makanan. Energi ini berjalan sepanjang rantai makanan Konsumen yang memperoleh makanan langsung dari produsen disebut konsumen tingkat satu (Konsumen I). Sementara itu, konsumen yang menmperoleh makanan dari konsumen I dinamakan konsumen tingkat dua (Konsumen II) dan seterusnya. Contoh rantai makanan adalah sebagai berikut : Padi dimakan tikus » tikus dimakan ular »ular dimakan elang » Elang akan mati dan diuraikan oleh mikro organisme pengurai menjadi mineral. Mineral ini diserap akar tanaman sebagai zat hara untuk tumbuh dan berkembang. Padi, tikus, ular, dan burung elang membentuk suatu rantai makanan. Dalam rantai makanan, herbivora (konsumen I) memerlukan tanaman (produsen). Sementara karnivora (konsumen II) memerlukan karnivora lain dan herbivora. Siklus dalam rantai makanan dapat berjalan seimbang apabila semua komponen tersedia. Apabila salah satu komponen, misalnya konsumen I tidak ada, maka akan terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan dalam rantai makanan tersebut. Agar rantai makanan dapat berjalan terus menerus maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada konsumen I. Jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada jumlah konsumen II dan seterusnya. Kumpulan dari rantai makanan nantinya akan menjadi sebuah jaring, yang sering disebut dengan jaring-jaring makanan. Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III, dan seterusnya . Keadaan di sekitar makhluk hidup secara umum disebut lingkungan. Lingkungan meliputi segala sesuatu yang berada di sekitar makhluk hidup. Segala sesuatu ini terdiri atas makhluk hidup dan makhluk tidak hidup. Setiap makhluk hidup sangat tergantung dengan lingkungannya. Dengan demikian, terjadi hubungan saling ketergantungan antarmakhluk hidup dan lingkungannya. Tempat berlangsungnya hubungan antarmakhluk hidup dengan lingkungannya disebut ekosistem. Ekosistem dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem alam dan ekosistem buatan. Ekosistem alam contohnya hutan, danau, dan laut. Sementara itu, ekosistem buatan contohnya sawah, ladang, kebun, kolam, dan akuarium. Namun keseimbangan ekosistem dapat terganggu jika komponen-komponen penyusunnya rusak atau bahkan hilang. Selain karena bencana alam, ekosistem dapat rusak akibat perbuatan manusia. Kerusakan ekosistem akibat bencana alam adalah letusan gunung berapi, dimana lahar panasnya dapat mematikan organisme (hewan dan tumbuhan) dan mikroorganisme yang dilaluinya. Penggundulan hutan, serta pencemaran air, tanah dan udara.

Berdasarkan wujudnya benda dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok tersebut yaitu benda padat, cair, dan gas.

Kita dapat menemukan berbagai macam benda di lingkungan sekitar. Misalnya, buku, batu, kayu, air, minyak goreng, susu, kecap, dan balon. Berdasarkan wujudnya benda-benda tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu benda padat (buku, batu, kayu), benda cair (air, minyak goreng, susu, dan kecap) dan benda gas (isi balon). Setiap benda memiliki sifat tertentu yang membedakannya dengan benda yang lainnya. Berdasarkan wujudnya benda dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok tersebut yaitu benda padat, cair, dan gas. 1. Benda Padat Sifat-sifat benda padat di antaranya mempunyai bentuk tetap, walaupun diletakkan di tempat yang berbeda. Selain itu, benda padat bersifat dapat diubah bentuknya. Benda padat dapat berubah bentuk karena perlakuan tertentu. Perlakuan tersebut di antaranya karena ditekan atau dipukul. Berikut ini beberapa sifat benda padat yang lain Benda padat memiliki berat Benda padat tidak berubah bentuk jika dipindahkan Benda padat ada yang keras dan lunak, contoh benda padat yang keras: besi dan kerikil. Contoh benda padat yang lunak: plastisin. Benda padat dapat berubah wujud. 2. Benda Cair Sifat-sifat benda cair tersebut sebagai berikut. Bentuknya Tidak Tetap, Selalu Mengikuti Bentuk Wadahnya Sebagai contoh jika air di dalam botol, bentuknya seperti botol. Sementara itu, air dalam gelas bentuknya seperti gelas. Menekan ke Segala Arah Benda cair mempunyai tekanan. Adanya tekanan dapat dilihat pada botol plastik yang dilubangi. Dari kegiatan ini tampak adanya pancaran air dari lubang botol ke segala arah. Mengalir dari Tempat Tinggi ke Rendah. Dari botol plastik yang dilubangi tampak bahwa aliran air menuju ke bawah. Kondisi ini menunjukkan bahwa benda cair mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Permukaan Benda Cair Selalu Datar. Permukaan benda cair yang tenang berbeda dengan permukaan air yang sedang bergerak. Air yang tenang permukaannya datar. Sifat ini biasa digunakan pada waterpas. Waterpas adalah alat untuk mengukur kedataran tembok atau lantai. Meresap Melalui Celah-Celah Kecil Sifat-sifat ini dapat diamati peristiwa air menetes dari kain yang dicelupkan dalam air. Kemampuan air meresap pada celah-celah kain ini disebut daya kapilaritas. Daya kapilaritas ini juga dapat diamati pada minyak tanah yang meresap melalui sumbu kompor. 3. Benda Gas Benda gas memang sulit diamati. Akan tetapi, keberadaan benda gas dapat dirasakan. Contoh benda gas yaitu udara dan asap Benda gas mempunyai sifat-sifat sebagai berikut. Benda Gas Mempunyai Bentuk dan Volume Sesuai dengan Wadahnya. Ketika balon ditiup, udara masuk ke dalam balon. Bentuk balon menunjukkan bentuk udara yang ada di dalamnya. Jadi, bentuk benda gas tergantung dari wadahnya. Selain bentuk, volume udara juga sesuai dengan volume (isi) wadahnya. Benda Gas Menekan ke Segala Arah Saat balon ditiup, seluruh bagian balon tersebut akan mengembang. Hal ini menunjukkan bahwa udara menekan ke segala arah. Sifat benda gas ini kita temui saat memompa ban sepeda. Udara yang dialirkan ke dalam ban akan menekan ke seluruh ruang ban tersebut

perubahan wujud benda

Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es dipanaskan akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es. Perubahan wujud benda terjadi karena proses pemanasan dan pendinginan. Perubahan wujud itu dibagi menjadi beberapa macam. Berikut ini beberapa perubahan wujud benda yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan wujud yang dipelajari disini adalah perubahan wujud yang dapat kembali. 1. Membeku dan Mencair Membeku merupakan proses perubahan wujud benda dari cair menjadi padat. Peristiwa ini disebabkan oleh proses pendinginan. Contoh: air yang didinginkan (dimasukan ke dalam freezer) akan membeku menjadi es batu. Sementara itu, mencair merupakan proses perubahan wujud benda dari padat menjadi cair. Peristiwa ini disebabkan oleh proses pemanasan. Contoh: es dipanaskan berubah menjadi air. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menjumpai peristiwa membeku dan mencair. 2. Menguap dan Mengembun Menguap merupakan peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Peristiwa ini disebabkan oleh pemanasan. Contoh: pakaian yang basah setelah dijemur menjadi kering. Sementara itu, mengembun merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Peristiwa ini disebabkan oleh pendinginan.Contoh: gelas yang berisi es pada dinding bagian luarnya terdapat titik-titik air. Proses Pembentukan Garam Dalam skala besar, garam dibuat dengan cara menguapkan air laut. Caranya, air laut dialirkan ke tambak-tambak garam, kemudian diuapkan secara alami menggunakan sinar matahari. Butiran yang tertinggal merupakan butiran garam. 3. Melenyap dan Menyublim Melenyap merupakan peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Peristiwa ini disebabkan oleh pemanasan. Peristiwa melenyap dapat dibuktikan menggunakan kamper. Kamper sering juga digantungkan di kamar mandi dan WC. Contoh peristiwa melenyap adalah pembuatan es kering dari karbondioksida. Menyublim merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Peristiwa ini disebabkan oleh pendinginan. Peristiwa ini ditunjukkan dalam pembentukan salju. Pada saat udara panas, air dari daratan akan menguap ke angkasa menjadi uap air. Ketika di angkasa telah dipenuhi dengan uap air dan suhu udara dingin, maka uap air tersebut akhirnya berubah wujud menjadi salju. Salju kemudian turun kembali ke daratan.

pengelompokan hewan

Hewan atau disebut juga dengan binatang adalah kelompok makhluk hidup yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animali, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau satwa saja). Hewan atau binatang ini setiap hari bisa kita temui di lingkungan sekitar kita. Banyak cara untuk menggolongkan hewan, hewan dapat digolongkan berdasarkan tempat hidupnya, jenis makananya, berdasarkan penutup tubuhnya, cara berkembangbiaknya, dan cara bernafasnya, penutup tubuhnya, cara geraknya, dan cara bernapasnya. Sebenarnya ada penggolongan yang lebih umum, yaitu penggolongan hewan berdasar tulang belakangnya. Vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang. Invertebrata atau Avertebrata yaitu hewan tanpa tulang belakang.Jenis makanan setiap hewan adalah tertentu. Namun, pada dasarnya makanan itu berasal dari tumbuhan atau hewan lainnya. A. Berdasarkan tempat hidupnya Berdasarkan tempat hidupnya hewan digolongkan menjadi hewan darat, hewan air, dan ampibi(di darat dan di air) . Berikut contoh hewan berdasarkan tempat hidupnya Hewan yang hidup di darat Contoh : kambing, kucing, sapi, dan kerbau. Hewan yang hidup di air, Hewan air tawar (Hewan yang hidup di air tawar) Contoh : Pesut, Lele, Arwana, Koi,Mujair, dan Sepat. Hewan air laut (Hewan yang hidup di air laut) Contoh : Kakap, Tongkol, Lumba-lumba, Paus, dan Singa laut. Hewan air payau (Hewan yang hidup pada campuran air laut dan air tawar. Contoh : Bandeng dan udang windu Hewan amfibi (hewan yang hidup didarat dan di air) Contoh : Katak dan Salamander B. Berdasarkan jenis makanannya Berdasarkan jenis makanannya, hewan dikelompokkan menjadi tiga yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan, karnivora pemakan daging, dan omnivora adalah pemakan segala (tumbuhan dan binatang lain). Berikut ini contoh masing-masing kelompok hewan : Herbivora (Hewan pamakan tumbuhan), contoh : Kambing, Sapi, Kerbau, dan Kuda Karnivora (Hewan pemakan daging), contoh : Kucing, Harimau, Anjing, dan Singa Omnivora (Hewan pemakan tumbuhan dan binatang lain), contoh : Ayam, Bebek dan Musang C. Berdasarkan penutup tubuhnya Penggolongan hewan berdasarkan jenis penutup tubuhnya dapat dibagi menjadi hewan berkulit kering bersisik, kulit bersisik, kulit tipis berlendir, berbulu, hewan yang kerangkanya dari zat kitin, dan hewan yang kerangkanya dari zat kapur. Berikut contoh hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Kulit kering bersisik, Bangsa hewan melata, antara lain, kadal, bunglon, ular, kura-kura, cecak, biawak, buaya, dan trenggiling. Kulit bersisik, Bangsa ikan, antara lain, ikan mujair,, bandeng, kerapu, kakap, tuna tak bersisik, arwana, dan oskar. Kulit tipis berlendir, Bangsa amfibi, antara lain, katak dan salamander. Kulit berbulu atau kulit berambut Bangsa burung, antara lain, elang, bebek, kenari, merpati, betet, ayam, belibis, burung hantu, rajawali, dan burung dara. Bangsa hewan buas dan hewan rumah, antara lain, harimau, singa, serigala, anjing, dan kucing. Bangsa hewan yang berjalan di atas kuku kakinya, antara lain kambing, kerbau, banteng, sapi, kuda, dan domba. Kerangka luar dari zat kitin, Bangsa serangga, antara lain, belalang, rayap, lalat, capung, lebah, dan walang sangit. Bangsa udang, antara lain, kepiting, ketam, dan udang. Bangsa laba-laba, antara lain, tungau, kalajengking, laba-laba, dan caplak. Kerangka luar dari zat kapur ,(cangkang) Bangsa kerang, antara lain, siput dan kerang. D. Berdasarkan cara geraknya Berdasarkan cara geraknya hewan digolongkan menjadi : berenang, terbang, berjalan, melompat, melata, memanjat, dan bergelantungan. Berikut contoh hewan berdasarkan cara geraknya. Berenang menggunakan siripnya, antara lain, paus dan lumba-lumba Terbang menggunakan sayap, antara, lain, kupu-kupu, burung, kumbang, belalang, lebah, dan capung, Berjalan dengan kakinya, antara lain, ayam, burung, itik, angsa, kuda, dan gajah Melompat, antara lain, katak, kelinci, dan kanguru Melata, antara lain, ular, cacing, dan buaya Memanjat dengan kedua tangan dan kakinya, antara lain, beruk Bergelantungan dengan kedua tangan dan kakinya, antara lain, kera dan orangutan E. Berdasarkan cara berkembangbiaknya Berdasarkan cara berkembangbiaknya hewan digolongkan menjadi lima golongan, yaitu ovipar, vivipar, ovovivipan, membelah diri, dan bertunas. Berikut contoh hewan berdasarkan cara berkembangbiaknya. Ovipar (Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur), contoh : Ayam, Bebek, dan Angsa Vivipar (Hewan yang berkembangbiak dengan cara beranak), contoh : Kambing, Sapi, gajah, dan Kuda Ovovivipar (Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur dan beranak) , contoh : Buaya dan Ular. Bertunas, contohnya hydra; Membelah diri, contohnya amoeba dan bintang laut. F. Berdasarkan cara bernafasnya Berdasarkan cara bernapasnya hewan digolongkan menjadi hewan yang bernapas dengan insang, trakhea, paru-paru, kulit, dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Berikut ini contoh hewan berdasarkan cara bernafasnya. Hewan yang bernafas dengan insang, contoh : Ikan Hewan yang bernafas dengan trakhea, contoh : Kupu –kupu, Lebah, belalang, dan semut Hewan yang bernafas dengan paru-paru Contoh : Tikus, Kelelawar, Ular, Lumba-lumba, dan Paus Hewan yang bernafas dengan kulit, contoh : cacing tanah Hewan yang bernafas dengan paru-paru dan kulit, contoh : Katak Disekitar kita ada hewan liar dan hewan peliharaan. Apa itu hewan liar dan hewan peliharaan ?. Berikut penjelasan dan contoh hewan peliharaan dan hewan liar. Hewan liar artinya hewan yang tidak dipelihara orang dan hidup bebas. Contoh : katak, Nyamuk, Cicak, dan Ular. Hewan peliharaan artinya hewan yang dipelihara manusia. Contoh : Ayam, Itik, Kambing, dan Sapi Hewan Liar ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Berikut contoh hewan liar yang merugikan dan menguntungkan : Hewan liar yang menguntungkan, Contohnya : Cacing tanah, Katak, dan Cicak. Hewan liar yang merugikan, Contohnya : Lalat, Nyamuk, dan Kecoak.

daur hidup hewan

Daur hidup hewan. Setiap hewan mengalami daur hidup. Daur hidup hewan adalah tahapan perkembangan hewan dari telur hingga dewasa. Setiap hewan memiliki tahapan daur hidup yang berbeda-beda Perhatikan daur hidup kucing yang ada di rumah anda. Ketika baru lahir, tubuh anak kucing sangat kecil. Rambutnya juga masih halus. Kian hari anak kucing tumbuh menjadi besar. Setelah beberapa bulan kemudian tumbuh menjadi kucing dewasa. Ukuran tubuhnya menjadi besar. Rambutnya juga bertambah panjang dan lebat. Itulah salah satu contoh daur hidup hewan. Daur hidup erat hubungannya dengan metamorfosis. Kata metamorfosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta yang berarti "sekitar, di antara, setelah", morphe yang berarti "bentuk", dan osis yang bisa diartikan "bagian dari". Jadi, metamorfosis artinya proses pertumbuhan fisik atau biologis hewan yang memengaruhi bentuk atau struktur tubuhnya. Pada proses metamorfosis, terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit, serangga biasanya mengalami empat kali perubahan warna kulit, saat proses metamorfosis berlangsung, katak bernapas dengan insang. Setelah metamorfosis selesai, katak bernapas dengan paru-paru. Ada hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Akan tetapi, ada pula hewan yang metamorfosisnya tidak sempurna. 1. Metamorfosis Sempurna Bentuk tubuh hewan muda yang mengalami metamorfosis sempurna berbeda dengan bentuk dewasanya (imago). Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna yaitu kupu-kupu dan nyamuk. Kupu-Kupu Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Ketika menemukan tempat yang cocok, kupu-kupu betina segera bertelur. Telur kupu-kupu akan dilekatkan pada daun. Setelah beberapa hari, telur-telur itu menetas menjadi ulat. Ulat-ulat ini memakan daun-daunan sehingga tubuhnya menjadi besar. Setelah itu, ulat mencari tempat untuk berdiam diri dalam waktu yang cukup lama. Ulat dapat membuat kepompong dari air liurnya. Air liur ini dapat mengeras membentuk benang-benang. Ulat membungkus tubuhnya dengan benang-benang tersebut membentuk kepompong. Pada tahap kepompong inilah perlahan-lahan tubuh ulat berubah menjadi makhluk hidup dengan bentuk baru yaitu kupu-kupu. (Telur » ulat » kepompong » kupu-kupu ) Nyamuk Metamorfosis nyamuk diawali dari telur. Nyamuk bertelur di permukaan air yang menggenang. Telur nyamuk akan menetas menjadi larva. Larva nyamuk sering disebut jentik-jentik atau tempayak. Larva nyamuk lebih banyak menghabiskan waktunya untuk makan. Tahap selanjutnya, kegiatan larva semakin berkurang dan berubah menjadi kepompong atau pupa. Setelah beberapa saat, kepompong berubah menjadi nyamuk dewasa. (Telur » larva » kepompong/pupa » nyamuk ) Capung Capung meninggalkan telur dewasa di kedangkalan danau atau kolam. Setelah menetas, larva capung hidup dan berkembang di dasar perairan. Larva/tempayak capung yang juga dikenal dengan nama kini-kini bernafas di dalam air dengan menggunakan insang. Selama fase ini, larva capung akan sering berganti kulit hingga mengalami metamorfosis menjadi nimfa. Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa (bisa hingga 4 tahun lamanya). Setelah tumbuh sempurna, pada cuaca yang tepat, nimfa akan keluar dari air untuk mencari tumbuhan atau bebatuan untuk menyelesaikan metamorfosis menjadi capung muda. Nimfa akan mengelupaskan kulit lamanya dan berubah menjadi capung muda. Capung muda ini nantinya akan berkembang menjadi capung dewasa. (Telur » larva » nimfa » capung ) Katak Katak betina dewasa akan bertelur di dalam air , kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi berudu, berudu ini hidup di air. Setelah 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernafas. Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 mingu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Pada saat umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, insang tidak berfungsi lagi dan ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kembali berkembang biak. (Telur » berudu/kecebong » katak muda » katak dewasa ) 2. Metamorfosis Tidak Sempurna Bentuk tubuh hewan muda yang mengalami metamorfosis tidak sempurna tidak jauh berbeda dengan saat dewasanya, contohnya kecoak. Kecoak bertelur dalam jumlah banyak. Telur-telur itu dibungkus oleh selongsong berwarna cokelat. Selongsong ini berfungsi sebagai pelindung telur. Telur kecoak akan menetas menjadi nimfa (kecoak muda) dan keluar dari selongsong. Kecoak muda mempunyai bentuk yang mirip dengan kecoak dewasa, tetapi belum mempunyai sayap. Setelah dewasa, sayap-sayap kecoak mulai tumbuh

Perkembangbiakan vegetatif ada dua jenis, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan

Perkembangbiakan vegetatif ada dua jenis, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia dinamakan vegetatif alami. Sebaliknya, perkembangbiakan vegetatif yang melibatkan bantuan manusia disebut vegetatif buatan. Perkembangbiakan vegetatif alami Perkembangbiakan vegetatif alami dimulai dari tumbuhnya tunas pada bagian tumbuhan. Tunas selanjutnya akan menjadi tanaman baru. Pada umumnya, tunas tumbuh pada ruas batang, ketiak daun, ujung akar, dan tepi daun. Tunas yang tumbuh pada ujung akar atau tepi daun disebut tunas adventif Jika tunas tumbuh dekat induknya dinamakan rumpun, seperti rumpun bambu dan rumpun pisang. Berikut ini jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif alami : Akar tinggal Akar tinggal (rizoma) adalah batang yang tumbuh menjalar dalam tanah atau disebut juga akar tinggal, akar rimpang, atau akar tongkat. Tanaman yang berkembang biak dengan akar tinggal adalah lengkuas, jahe, alang-alang, kunyit, dan temulawak dan lain-lain. Ciri-ciri akar tinggal: - mirip akar tetapi berbuku-buku dan pada ujungnya terdapat kuncup; - pada setiap buku terdapat daun yang berubah menjadi sisik; - pada setiap ketiak sisik terdapat tunas. Umbi lapis Bagian tanaman yang membengkak dalam tanah karena menyimpan cadangan makanan disebut umbi. Umbi lapis merupakan umbi yang berlapis-lapis dan tumbuh tunas di tengahnya. Umbi lapis baru yang berasal dari ketiak terluar akan tumbuh membentuk tunas. Pada umbi lapis, tunas tumbuh di antara daun dan cakram. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi lapis di antaranya adalah bawang, bunga bakung, bungan tulip, dan lain-lain. Umbi akar Umbi akar merupakan bagian akar yang membesar karena berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Umbi akar dapat tidak mempunyai tunas dan tidak berbuku-buku. Tanaman yang berkembang biak dengan umbi akar, misalnya wortel dan dahlia Umbi batang Umbi batang adalah batang yang tumbuh membengkak dalam tanah. Bagian ini sesungguhnya merupakan cadangan makanan yang disimpan pada bagian batang. Jika umbi ini ditanam, tunas dapat tumbuh dan menjadi tanaman baru. Contohnya adalah kentang dan ubi jalar. Geragih (stolon) Geragih adalah batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan tanah. Geragih tersusun atas ruas-ruas. Setiap ruas yang menempel pada tanah akan membentuk akar dan tumbuh tunas baru. Tanaman baru akan tumbuh pada ruas-ruasnya dan tidak bergantung pada induknya. Jenis tanaman yang berkembang biak dengan geragih di antaranya adalah stroberi, pegagan atau antanan, dan rumput teki. Tunas adventif Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh di luar bagian batang. Tunas ini tumbuh pada tepi daun, seperti cocor bebek. Selain pada tepi daun, tunas ini dapat tumbuh pada akar, seperti suskun dan kesemek. Spora Spora terdapat pada tumbuhan paku, lumut, dan jamur. Spora terdapat di dalam kotak spora yang terletak di tepi daun tumbuhan paku. Contoh tumbuhan paku yang sering kita lihat untuk tanaman hias adalah suplir. Pada tepi daun suplir terdapat butiran yang merupakan kotak spora. Spora ini merupakan alat perkembangbiakan tanaman suplir. Perkembangbiakan vegetatif buatan Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, cepat berbuah, dan menyerupai induknya, pembiakan ini sengaja dibantu manusia. Tujuannya adalah untuk memperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan tidak bergantung pada musim. Pembiakan secara vegetatif buatan di antaranya adalah cangkok, stek, okulasi, enten, dan runduk. Berikut ini beberapa cara pembiakan secara vegetatif buatan : A. Cangkok Mencangkok adalah mengembangbiakkan tanaman agar cepat berbuah dan mempunyai sifat-sifat yang sama dengan induknya. Jika tanaman induknya berbuah manis, maka cangkokannya menghasilkan buah yang manis pula. Selain itu, mencangkok lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan menanam bijinya. Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga. Namun tanaman hasil cangkokan memiliki beberapa kelemahan. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga mudah tumbang/roboh dan umur tanaman lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang di tanam dari biji. Berikut adalah cara mencangkok tanaman. Sediakan Alat dan bahan yang digunakan dalam mencangkok, antara lain : tali pengikat/rafia, pisau yang tajam, serabut kelapa atau plastik, gunting, tanah yang subur , dan cabang/ranting yang akan kita cangkok. Langkah - langkah mencangkok adalah sebagai berikut berikut : 1.Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda. 2.Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm. 3.Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan. 4.Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. 5.Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik,lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah. 6.Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau). 7.Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot. Setelah tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah. B. Stek Stek adalah cara mengembangbiakkan tanaman dengan menggunakan bagian dari batang tumbuhan tersebut. Bagian tanaman yang dapat ditanam dapat berupa batang, tangkai, atau daun. Tidak semua tumbuhan dapat disetek. Stek daun dapat dilakukan pada tanaman cocor bebek dan begonia. Stek akar dapat dilakukan pada tanaman sukun dan stek batang dapat dilakukan pada tanaman singkong. Stek tangkai dapat dilakukan pada tanaman mawar. Contoh tanaman yang dikembangbiakan dengan stek adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar. C. Sambung/Enten Menyambung atau mengenten bertujuan menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung. Berikut ini adalah cara mengenten tanaman : Alat dan bahan : pisau/cutter yang steril, tali rafia, dua jenis tumbuhan (terung dan tomat) Cara menyambung tanaman : 1.Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas. 2.Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm. 3.Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air. 4.Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun. 5.Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari. 6.Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari. D. Tempel (Okulasi) Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat. Contohnya, okulasi pada bunga mawar akan menghasilkan dua warna atau lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan terlihat lebih indah karena bunganya berwarna-warni. Pada buah mangga, batang bawah memiliki perakaran kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar. Batang atas berbuah banyak dan besar serta rasa manis. Dengan okulasi batang atas ke batang bawah, maka akan didapatkan pohon mangga yang perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit sekaligus berbuah lebat dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat tanaman berbuah karena batang atas sudah melewati masa muda. Berikut ini adalah cara mengokulasi tanaman : Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, duua jenis tumbuhan ( batang bawah dan batang atas). Langkah-langkah mengokulasi tanaman : 1.Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi. 2.Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul. 3.Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm. 4.Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas. 5.Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas. 6.Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu. 7.Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi. (sumber : Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang ). E. Merunduk Merunduk adalah membengkokkan sebagian cabang kemudan membenamkannya ke dalam tanah. Pada batang yang ditimbun tersebut diharapkan tumbuh akar. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan merunduk di antaranya arbei, apel, tebu, stroberi, dan melati. Berikut ini cara melakukan perbanyakan dengan merunduk : 1.Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang; 2.Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel; 3.Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang menyentuh tanah 4.Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah; 5.Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut; 6.Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya; 7.Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.

jenis jenis penyerbukan

Jenis-jenis Penyerbukan Jenis Penyerbukan Keterangan Penyerbukan Sendiri Penyerbukan sendiri terjadi jika serbuk sari dan putik berasal dari satu bunga. Penyerbukan ini terjadi pada bunga sempurna, misalnya: tumbuhan kacang tanah, jambu, atau mangga. Penyerbukan Tetangga Penyerbukan tetangga terjadi jika serbuk sari dan putik berasal dari bunga yang berlainan, tetapi masih berada dalam satu tumbuhan, misalnya: penyerbukan pada tumbuhan jeruk dan rambutan. Penyerbukan Silang Penyerbukan silang terjadi apabila serbuk sari dari suatu tumbuhan jatuh pada kepala putik bunga tumbuhan lainnya yang sejenis, contohnya pada tanaman padi dan jagung. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik bagian tengah bunga dan di kelilingi oleh benang sari. Putik terdiri dari kepala putik dan tangkai putik (pada bagian dasarnya terdapat bagian yang akan menjadi buah dan biji). Penyerbukan akan terjadi bila serbuk sari menempel pada kepala putik. Penyerbukan Bastar Penyerbukan bastar terjadi apabila serbuk sari suatu bunga jatuh ke putik bunga tumbuhan lain yang berbeda varietasnya. Tujuannya adalah untuk menggabungkan sifat yang dikehendaki dari dua jenis tumbuhan dalam satu tumbuhan.

berdasarkan pendekatan biogeografi

Berdasarkan pendekatan biogeografi, kekayaan hayati Indonesia dibagi atas dua kelompok, yaitu Indo Malayan dan Indo Australian. Daerah peralihannya ditandai dengan garis Wallace dan garis Lydekker. Kelompok Indo Malayan meliputi tanaman yang ada di Indonesia Barat, yaitu Sumatera, jawa, Kalimantan, dan Bali. Sedangkan kelompok Indo Australia meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia Timur, yaitu Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Karakteristik flora di Indonesia Bagian Timur dan Flora di Indonesia Bagian Barat juga memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan karakteristik flora di Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Timur : # Flora di Indonesia bagian Barat : banyak terdapat jenis meranti-merantian terdapat berbagai jenis rotan tidak memiliki gutan kayu putih memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yangsedikit memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit memiliki berbagai jenis nangka # Flora di Indonesia bagian Timur : memiliki jenis meranti-merantian yang sedikit tidak memiliki rotan terdapat hutan kayu putih memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di Papua) memiliki banyak tumbuhan sagu tidak terdapat jenis nangka. PENYEBARAN FAUNA DI INDONESIA Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah, dan timur. Wallace membagi fauna di Indonesia menjadi 3 type, yaitu : 1. Fauna tipe Asiatis (Asiatic) fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna. jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan, monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak 2. Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic) meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis. jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo 3. Fauna tipe Australis (Australic) meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung. jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.